Sebuah refleksi,menemani sepinya social distancing:

——————————————

Vatikan sepi.

Yerusalem sunyi.

Tembok Ratapan dipagari.

Gereja ditutup.

Jemaat dirumahkan.

Misa batal.

Jalan Salib distop.

Paskah tak pasti.

Litani doa berubah.

Air suci menguap.

 

Corona datang

Seolah-olah membawa pesan bahwa Ritual itu rapuh!

 

Ketika Corona datang,

Engkau dipaksa mencari Tuhan.

Bukan di Basilika Santo Petrus.

Bukan di dalam gereja.

Bukan di mimbar kotbah.

Bukan pada panggilan lonceng.

Bukan dalam misa Minggu.

Bukan dengan jabat tangan.

 

Melainkan,

Pada kesendirianmu.

Pada mulutmu yang terkunci.

Pada hakikat yang senyap.

Pada keheningan yang bermakna.

 

Corona mengajarimu,

Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian.

Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual.

Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

 

Corona memurnikan agama

Bahwa tak ada yang boleh tersisa.

Kecuali Tuhan itu sendiri!

 

Datangi, temui Dia dalam doa dan kenali DIA melalui perkataan-Nya di Saat yg Teduh...🙇🏻🙏🙏

arrow
arrow
    全站熱搜

    ferlinfie 發表在 痞客邦 留言(0) 人氣()