Ini ada sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENAMPAR PIPIKU.

Lalu mereka berjalan terus, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Lalu orang yang menolong dan menampar sahabatnya itu bertanya, “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulisnya di batu ?”

Temannya sambil tersenyum menjawab, “Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan ketika kita menerima kebaikan dari seseorang kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.”

Tuhan Yesus juga pernah menulis dengan jarinya, saat kapan ? Saat ada seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan orang-orang akan melemparinya dengan batu, dan di saat itulah Yesus tampil dengan tanganNya menulis di tanah.

Yesus menuliskan jarinya di tanah dan berkata kepada perempuan yg berdosa itu : “Pulanglah dan jangan lagi berbuat dosa.” Artinya Tuhan selalu mengampuni dan memberikan kita kesempatan untuk bertobat dari segala kesalahan kita. Tuhan tidak akan menghukum, Tuhan tidak akan mengingat segala kesalahan kita, sebab IA selalu mengampuni dan selalu melupakan kesalahan kita.

Bagaimana dengan kita? Seringkali kita tidak bisa memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada kita. Bahkan kadang sampai puluhan tahun kita masih saja mengingat kesalahan seseorang yang mungkin sempat menyakiti hati kita.

Tanpa kita sadari, sebenarnya seringkali satu hal yg membuat hidup kita tidak bahagia adalah : karena kita sulit memaafkan orang yang bersalah pada kita dan kita terus mengingat kesalahan itu. Kita sulit melupakan sehingga hati kita menjadi begitu tertekan, hidup kitapun menjadi tidak bahagia.

Padahal Tuhan sendiri sudah melupakan segala kesalahan kita dan Tuhan tidak pernah mengingatnya lagi ( Roma 4 : 7-8Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran- pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. )”

Tuhan saja tidak pernah mengingat segala kesalahan kita. IA sudah mengampuni dan melupakannya. Ada sebuah pujian yang sangat saya sukai yang liriknya berbunyi demikian :
“ Tuhan s’lalu ampuni…
Dan lupakan yang sudah..
Dia tak kan ingat salahku..
Tuhan s’lalu ampuni…”

Di atas kayu salib, saat Tuhan mengalami satu penderitaan yang demikian besar, DIA masih teringat kepada orang-orang yang di sekitarnya yang telah menyiksa dan menyalibkanNya. Yesus tidak mendendam mereka, Yesus tidak membenci mereka, justru Tuhan Yesus berdoa untuk mereka “ Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. “

Yesus berdoa untuk mereka yang telah menyalibkanNya, mari biarlah kita juga belajar seperti Yesus untuk melupakan segala kesalahan orang lain dan memaafkan mereka. Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kesalahan kita, berikanlah juga pengampunan itu kepada orang yang sempat bersalah kepada kita.

Inilah doa kita: Ya Bapa, berikan kepada kami kasihMu, supaya dengan kasihMu kami juga bisa melupakan dan mengampuni orang yang bersalah kepada kami. AMIN.

http://bluebelldiary.wordpress.com/2007/10/24/forgive-and-forget/  cited May 23rd, 2008

 
arrow
arrow
    全站熱搜

    ferlinfie 發表在 痞客邦 留言(0) 人氣()